APA PROFESI ANDA ?
"Mereka yang sukses menjadi entrepeneur dan menghasilkan kekayaan materi yang hampir menguasai secara dominan bidang bisnisnya tergolong sedikit,bahkan mungkin segelintir orang"(sumber gambar :www.asuransideal.wordpress.com)
Setiap orang ketika baru bertemu dan saling berkenalan, pertanyaan yang paling
sering ditanyakan selain nama dan asal adalah profesi (pekerjaan, kesibukan,
aktivitas) orang. Dalam konteks kebiasaan umum tersebut,seandainya penulis
ditanyakan kesibukannnya sekarang maka jawabannya sama kompleksnya dengan
maksud pertanyaan itu diajukan kepada setiap orang. Bagi penulis pribadi
profesi, pekerjaan, usaha atau aktivitas sehari-hari bersifat temporer dan
penuh tendensi. Jika seseorang menyebut suatu profesi maka visualisasi pikiran
orang akan langsung memberi judgment atau penilaian langsung baik prestise,
nilai sosial profesi dan kebanggaan. Sebut saja profesi dokter, orang akan
percaya bahwa dia pasti kaya raya, tempat praktiknya luas dan tergolong orang
yang sukses. Meskipun asosiasi tersebut tidak sepenuhnya benar, setidaknya
orang sangat menghormati derajat dokter terlepas peran dan fungsinya dalam
strata pekerjaan yang bergaji besar, menguntungkan dan terjamin.
Saat ini masyarakat umum dalam
konteks materialisme lebih berharap menjadi pegawai negeri sipil,bergaji
standar, ada jaminan penghasilan pasca pensiun, kejelasan karir dan kemapanan
kondisi finansial.alih-alih menjadi pedagang, wirausahawan,entrepeneur atau pun
karyawan swasta yang sukses. Kata kunci kemapanan dan kejelasan status serta
jenjang karir menjadi pilihan utama, bukan pada kekayaan mental,ketangguhan
karakter dan kemajuan serta kebebasan finansial yang menjadi perhatian
masyarakat umum. Tidak salah memang, banyak faktor realitas yang
melatarbelakangi seseorang memilih profesi yang dijalaninya seumur hidup.
Banyaknya
kisah-kisah kasus gagalnya seseorang dalam berwirausaha,bangkrut tanpa
mensisakan hartanya sampai memiliki tanggungan hutang yang besar membuat para
pencari pekerjaan merasa ciut nyali dan pola pikirnya,untuk memulai usaha. Hal
ini memang wajar, dalam kondisi normal tidak ada orang yang mau hidupnya merugi
dan menanggung masalah banyak akibat kurang cermat atau gagalnya usaha/dagang
yang dijalaninya. Lalu bagaimana sikap para wirausahawan yang bangkrut, merugi
besar dan terancam dipenjara karena menanggung hutang bank yang tidak sedikit.
Sedangkan harta kekayaannya,rumah dan tanah semuanya telah digadaikan,untuk
menebus hutang. Akhirnya semua seperti diambil oleh sang pemiilknya,Allah swt.
Menariknya dalam skala prosentase sesuai hukum survival of the fittest
nya Charles Darwin. Mereka yang sukses menjadi entrepeneur dan menghasilkan
kekayaan materi yang hampir menguasai secara dominan bidang bisnisnya tergolong
sedikit,bahkan mungkin segelintir orang. Itulah hukum liberal dunia usaha,ada
yang gagal di satu sisi,ada yang sukses bahkan mencapai puncak prestasi besar
pada sisi yang lain.
No comments:
Post a Comment