Sumber gambar : rizkirawati.wordpress.com |
"Teguran sang leader itu membawa berkah kepada penulis tersendiri. Artinya leader penulis ternyata memperhatikan kinerja timnya dalam bekerja"
Suatu ketika saat malam sudah
menjelang ditengah kesibukan penulis mempersiapkan perangkat sarana untuk
pengajian rutin masjid, tiba-tiba ada sms datang, tak biasanya penulis langsung
mengecek isi pesan tersebut, kata-katanya langsung to the point menuju ke sang empunya
no HP itu;
“please tolong jam kerja
diperbaiki. Pagi dan sore wajib ada di kantor. Perhatikan aplikasi harus ada
setiap hari. Semua bisa !, tinggal diri kita melangkah or not. Sukses. Aan”.
Membaca nama pengirim yang disebutkan
dalam pesan terakhir itu penulis membayangkan betapa kecewanya sang leader
sales itu kepada penulis karena kinerja bawahannya selama sebulan terakhir yang
kurang bagus dan dibawah target serta harapan para leader sales penulis. Memang
harus diakui track record penulis dalam menggaet customer tidak maksimal dan
terkesan setengah hati dalam mengejarnya. Jika sales lain setiap hari ada yang
mendapat 3 atau minimal 1 aplikasi nasabah, penulis dalam seminggu hanya
mendapatkan 1 aplikasi nasabah, itu pun harus susah payah mendapatkannya
setelah berpuluh-puluh kali memakai strategi standar sales kartu kredit;menelpon
nasabah via telpon atau handphone dan menawarkan fasilitas kartu kredit.
Perjuangan untuk mendapatkan 1 aplikasi itu memang tidak mudah, penulis harus
melalui perjalanan puluhan kilometer menuju tempat nasabah (rumah, kantor)
bahkan harus sempat tersesat terlebih dahulu karena memang medan wilayah yang
ditempuh penulis sebagian terasa asing.
Sehingga penulis memang belajar langsung
dari lapangan dan pengalaman yang dimiliki ketika bekerja sebagai tim surveyor
daerah pada lembaga survey nasional beberapa waktu lalu. Seminggu hanya 1 aplikasi adalah pencapaian
yang kurang memuaskan bahkan bisa dibilang buruk untuk ukuran sales senior,
tapi bagi penulis itulah modal pembelajaran yang nyata melalui dunia sales
marketing kartu kredit ini. Tidak ada modal lain kecuali semangat belajar yang
tinggi, kesediaan untuk mengalahkan rasa takut ditolak, dicaci maki atau pun
dihardik secara tidak hormat. Perlakuan atau respons negatif itu harus dilatih
untuk dianggap sebagai sahabat baru bagi seorang sales. Kemauan kuat untuk
mengalahkan kemalasan, kesedihan, keputusasaan berusaha menjadi kunci survive
dalam dunia sales marketing.
Penulis semakin menyadari mengapa banyak
orang yang tidak bertahan menjalani profesi sales dalam dunia kerja dan
industri. Karena memang sales itu pekerjaan yang melelahkan secara fisik,
tenaga, dana tetapi juga pikiran yang terkuras berusaha untuk merayu,
memprospek atau bahkan mengiba-iba jika para calon nasabah enggan atau tidak
tertarik dengan penawaran menarik kita. Di kantor penulis, diantara 5 orang
yang satu angkatan karyawan yang baru diangkat hanya penulis yang bertahan
sampai tulisan ini ditulis. Kebanyakan mereka hanya sehari masuk kerja pertama
kali dapat bertahan dengan ritme kerja yang keras dan penuh tantangan ini.
Sebagian lain ada yang sempat masuk 2 hari. Jika diibaratkan antara pecundang dan
pemenang dalam dunia sales ini, penulis merasa ’mental survival’ atau ’hasrat
pemenang’ sudah menjadi bagian prinsip pikiran yang tercatat dalam kamus hidup
penulis. Belajar dari pengalaman orang-orang terdahulu yang banyak bertumbangan
dalam belajar untuk menjadi tangguh dan kuat secara mental, hasil bacaan secara
filosofis dan reflektif orang-orang besar yang berasal dari profesi sales ternyata
menghasilkan kesimpulan sama; para pemenang lah yang akan menikmati
perjuangannya. Disana terdapat kenikmatan hidup atau bahkan mungkin kebahagiaan
hidup sebenarnya jika mau di telusuri.
Pikiran menjadi juara dalam bidang yang
baru digeluti memompa gairah adrenalin penulis dalam bekerja, memantik
kreativitas dan inovasi strategi dalam mengejar dan mendapatkan nasabah
sebanyak-banyaknya. Bila perlu sehari ditargetkan mendapat minimal 10 aplikasi.
Itulah pencapaian revolusoner seorang sales marketing yang sudah dipecahkan
oleh seorang sahabat yang berpengalaman dalam dunia sales selama 8 tahun. Nasehat
yang selalu ditanamkan kepada penulis ketika pertama bertemu adalah targetkan
dalam setiap hari 20 aplikasi diperoleh bagaimanapun caranya, jangan berpikir
yang penting dapat 1 aplikasi, tetapi berpikirlah mengejar 10 aplikasi nasabah.
Meskipun pada akhirnya kita hanya dapat 5 aplikasi, itu lebih baik dari pada
sekedar pencapaian rata-rata sales.
Teguran
sang leader itu membawa berkah kepada penulis tersendiri. Artinya leader
penulis ternyata memperhatikan kinerja timnya dalam bekerja. Selama ini memang
penulis merasa diperlakukan seperti single fighter dalam mengejar nasabah.
Leader lebih banyak mengurusi aplikasi-aplikasi yang dikumpulkan sales lain
yang memang cukup kompetitif dan bersaing ketat, ada yang setiap hari
mendapatkan 3 aplikasi. Penulis merasa dibiarkan berusaha sendiri dalam
mendapatkan nasabah tanpa bantuan dan kerja sama sales senior lain. Padahal
pernah sesekali penulis meminta kepada sebagian teman sales untuk ikut menemui
nasabah di manapun, tetapi sebagian ada yang menanggapi dingin dan menyebut
penulis hanya sebagai parasit yang mengganggu mobilitas sales tersebut. Akhirnya
tawaran teman-teman sales untuk aksi kanvas (terjun ke lapangan mencari nasabah
secara door to door) ditolak halus penulis dengan alasan sibuk memprospek
nasabah via telepon dulu, padahal alasan sebenarnya mereka pernah mengecewakan
penulis.
Penulis
hanya pernah mengikuti teman sales sekali ketika baru seminggu lebih penulis
disibukkan menelpon nasabah tetapi tidak membuahkan hasil. Penulis memutuskan
untuk ikut tawaran seseorang yang ternyata baru 2 bulan menjadi sales, kami
menuju pusat kota di jalan bisnis yang hampir sepanjang 8 km berupa deretan
toko-toko, ruko dan beberapa mal besar yang baru dibangun beberapa tahun
terakhir. Banyak pengamat menyebut jalan ini sebagai lingkaran emas perputaran
uang yang bisa mencapai miliaran rupiah. Daerah kawasan strategis yang menjadi
incaran pra pengusaha atau investor untuk membuka jenis usaha di zona ekonomi
termahal dan prospektif tersebut. Saat itu penulis untuk pertama kalinya
menawarkan produk perusahaan berupa fasilitas kartu kredit blusukan ke setiap
rumah toko menanyakan personel bagian
manajer atau pemilik ruko yang kebanyakan berupa bisnis garmen dan fashion,
kawasan yang terkenal dengan core businnes para pengusaha india, china dan lokal.
Nama-nama seperti mc mohan dan afiliasi nama-nama dari bombay mendominasi rumah
toko pada nol kilometer jalan sudirman tersebut.
No comments:
Post a Comment