Sunday, March 29, 2015

TEGURAN SANG LEADER

Sumber gambar : rizkirawati.wordpress.com

"Teguran sang leader itu membawa berkah kepada penulis tersendiri. Artinya leader penulis ternyata memperhatikan kinerja timnya dalam bekerja"

Suatu ketika saat malam sudah menjelang ditengah kesibukan penulis mempersiapkan perangkat sarana untuk pengajian rutin masjid, tiba-tiba ada sms datang, tak biasanya penulis langsung mengecek isi pesan tersebut, kata-katanya langsung to the point menuju ke sang empunya no HP itu;
“please tolong jam kerja diperbaiki. Pagi dan sore wajib ada di kantor. Perhatikan aplikasi harus ada setiap hari. Semua bisa !, tinggal diri kita melangkah or not. Sukses. Aan”.
      Membaca nama pengirim yang disebutkan dalam pesan terakhir itu penulis membayangkan betapa kecewanya sang leader sales itu kepada penulis karena kinerja bawahannya selama sebulan terakhir yang kurang bagus dan dibawah target serta harapan para leader sales penulis. Memang harus diakui track record penulis dalam menggaet customer tidak maksimal dan terkesan setengah hati dalam mengejarnya. Jika sales lain setiap hari ada yang mendapat 3 atau minimal 1 aplikasi nasabah, penulis dalam seminggu hanya mendapatkan 1 aplikasi nasabah, itu pun harus susah payah mendapatkannya setelah berpuluh-puluh kali memakai strategi standar sales kartu kredit;menelpon nasabah via telpon atau handphone dan menawarkan fasilitas kartu kredit. Perjuangan untuk mendapatkan 1 aplikasi itu memang tidak mudah, penulis harus melalui perjalanan puluhan kilometer menuju tempat nasabah (rumah, kantor) bahkan harus sempat tersesat terlebih dahulu karena memang medan wilayah yang ditempuh penulis sebagian terasa asing.
       Sehingga penulis memang belajar langsung dari lapangan dan pengalaman yang dimiliki ketika bekerja sebagai tim surveyor daerah pada lembaga survey nasional beberapa waktu lalu.  Seminggu hanya 1 aplikasi adalah pencapaian yang kurang memuaskan bahkan bisa dibilang buruk untuk ukuran sales senior, tapi bagi penulis itulah modal pembelajaran yang nyata melalui dunia sales marketing kartu kredit ini. Tidak ada modal lain kecuali semangat belajar yang tinggi, kesediaan untuk mengalahkan rasa takut ditolak, dicaci maki atau pun dihardik secara tidak hormat. Perlakuan atau respons negatif itu harus dilatih untuk dianggap sebagai sahabat baru bagi seorang sales. Kemauan kuat untuk mengalahkan kemalasan, kesedihan, keputusasaan berusaha menjadi kunci survive dalam dunia sales marketing.
     Penulis semakin menyadari mengapa banyak orang yang tidak bertahan menjalani profesi sales dalam dunia kerja dan industri. Karena memang sales itu pekerjaan yang melelahkan secara fisik, tenaga, dana tetapi juga pikiran yang terkuras berusaha untuk merayu, memprospek atau bahkan mengiba-iba jika para calon nasabah enggan atau tidak tertarik dengan penawaran menarik kita. Di kantor penulis, diantara 5 orang yang satu angkatan karyawan yang baru diangkat hanya penulis yang bertahan sampai tulisan ini ditulis. Kebanyakan mereka hanya sehari masuk kerja pertama kali dapat bertahan dengan ritme kerja yang keras dan penuh tantangan ini.
    Sebagian lain ada yang sempat masuk  2 hari. Jika diibaratkan antara pecundang dan pemenang dalam dunia sales ini, penulis merasa ’mental survival’ atau ’hasrat pemenang’ sudah menjadi bagian prinsip pikiran yang tercatat dalam kamus hidup penulis. Belajar dari pengalaman orang-orang terdahulu yang banyak bertumbangan dalam belajar untuk menjadi tangguh dan kuat secara mental, hasil bacaan secara filosofis dan reflektif orang-orang besar yang berasal dari profesi sales ternyata menghasilkan kesimpulan sama; para pemenang lah yang akan menikmati perjuangannya. Disana terdapat kenikmatan hidup atau bahkan mungkin kebahagiaan hidup sebenarnya jika mau di telusuri.
     Pikiran menjadi juara dalam bidang yang baru digeluti memompa gairah adrenalin penulis dalam bekerja, memantik kreativitas dan inovasi strategi dalam mengejar dan mendapatkan nasabah sebanyak-banyaknya. Bila perlu sehari ditargetkan mendapat minimal 10 aplikasi. Itulah pencapaian revolusoner seorang sales marketing yang sudah dipecahkan oleh seorang sahabat yang berpengalaman dalam dunia sales selama 8 tahun. Nasehat yang selalu ditanamkan kepada penulis ketika pertama bertemu adalah targetkan dalam setiap hari 20 aplikasi diperoleh bagaimanapun caranya, jangan berpikir yang penting dapat 1 aplikasi, tetapi berpikirlah mengejar 10 aplikasi nasabah. Meskipun pada akhirnya kita hanya dapat 5 aplikasi, itu lebih baik dari pada sekedar pencapaian rata-rata sales.
    Teguran sang leader itu membawa berkah kepada penulis tersendiri. Artinya leader penulis ternyata memperhatikan kinerja timnya dalam bekerja. Selama ini memang penulis merasa diperlakukan seperti single fighter dalam mengejar nasabah. Leader lebih banyak mengurusi aplikasi-aplikasi yang dikumpulkan sales lain yang memang cukup kompetitif dan bersaing ketat, ada yang setiap hari mendapatkan 3 aplikasi. Penulis merasa dibiarkan berusaha sendiri dalam mendapatkan nasabah tanpa bantuan dan kerja sama sales senior lain. Padahal pernah sesekali penulis meminta kepada sebagian teman sales untuk ikut menemui nasabah di manapun, tetapi sebagian ada yang menanggapi dingin dan menyebut penulis hanya sebagai parasit yang mengganggu mobilitas sales tersebut. Akhirnya tawaran teman-teman sales untuk aksi kanvas (terjun ke lapangan mencari nasabah secara door to door) ditolak halus penulis dengan alasan sibuk memprospek nasabah via telepon dulu, padahal alasan sebenarnya mereka pernah mengecewakan penulis.
      Penulis hanya pernah mengikuti teman sales sekali ketika baru seminggu lebih penulis disibukkan menelpon nasabah tetapi tidak membuahkan hasil. Penulis memutuskan untuk ikut tawaran seseorang yang ternyata baru 2 bulan menjadi sales, kami menuju pusat kota di jalan bisnis yang hampir sepanjang 8 km berupa deretan toko-toko, ruko dan beberapa mal besar yang baru dibangun beberapa tahun terakhir. Banyak pengamat menyebut jalan ini sebagai lingkaran emas perputaran uang yang bisa mencapai miliaran rupiah. Daerah kawasan strategis yang menjadi incaran pra pengusaha atau investor untuk membuka jenis usaha di zona ekonomi termahal dan prospektif tersebut. Saat itu penulis untuk pertama kalinya menawarkan produk perusahaan berupa fasilitas kartu kredit blusukan ke setiap rumah toko  menanyakan personel bagian manajer atau pemilik ruko yang kebanyakan berupa bisnis garmen dan fashion, kawasan yang terkenal dengan core businnes para pengusaha india, china dan lokal. Nama-nama seperti mc mohan dan afiliasi nama-nama dari bombay mendominasi rumah toko pada nol kilometer jalan sudirman tersebut.  



No comments:

Post a Comment