"Keuntungan ganda bisa penulis dapatkan dari strategi marketing ini, pertama mendobrak paradigma berpikir pragmatis terhadap kartu kredit sekaligus memasarkan produk kartu kredit yang ditawarkan sehingga selain mengedukasi tetapi juga menjual fasilitas kartunya"
Sumber gambar : dw.de |
Dunia
pemasaran kontemporer pasti tidak akan lupa nama Hermawan Kertajaya, seorang
pakar manajemen dan marketing termasyhur yang dimiliki indonesia. Tulisan-tulisan
beliau yang bernas, renyah dan nyaman dimengerti membuat penulis termotivasi
untuk selalu berinovasi, berkreativitas dalam menekuni sebuah bisnis ataupun
membuka pikiran tentang peluang usaha yang mungkin dikembangkan. Tak terkecuali
bisnis marketing produk yang berupa jasa kartu kredit. Penulis mendapat tugas
ganda untuk menekuni sekaligus membaca dunia perbankan secara cerdas dan
well-informed secara cepat. Tugas pertama untuk memasarkan dan menjual produk
pinjaman uang tunai berupa kartu dan mengedukasi,
membalikan pandangan minor atau bahkan mitos negatif tentang produk sendiri,
kartu kartu kredit.
Untuk kasus
pertama, tugas pemasaran, penjualan atau pun customer service bukan hal baru
bagi penulis. Pergulatan, perjalanan dan diskusi dengan teman-teman marketing
membuat penulis sedikit terbuka dan tertarik dengan dunia kerja paling dinamis itu.
Ibarat mesin maka marketing adalah jenis cc yang dipakai apakah akselerasi 110,125,
135 atau bahkan 145 cc untuk ekspansi dan eksplorasi sumber daya internal dan
eksternal demi mewujudkan pencapaian perusahaan sebesar-besarnya dan
seluas-lusnya. Peran marketing bagi perusahaan ibarat motor mesin kendaraan,
atau dalam komputer ibarat otaknya berupa CPU atau sistem operasi program
softwarenya.
Akan berbeda
dengan tugas kedua yang baru di mata penulis, dunia asing yang harus dijalani
sebagai lompatan karir yaitu dunia kartu kredit dan karakter para pemakai
sekaligus sasaran targetnya. Banyak faktor yang harus didekati, dipelajari dan
ditentukan jenis customer atau nasabah yang akan dibidik secara tepat dan
efektif tidak asal menjual atau memberikan fasilitas kartu kredit. Faktor
sejarah dan psikologis pasar yang rentan, rawan dan penuh dunia gelap dunia
perbankan dan segala produknya membuat penulis berusaha lebih cepat dan cerdas
dalam mengadaptasikan ’hantu para pedagang kecil’ ini agar lebih familier,
populer dan minded productnya lebih kuat dibanding para senior sales yang
berkecimpung lama disana. Ada berbagai cara yang dilakukan penulis untuk
survive dan menguasai medan kompetisi pekerjaan ini diantara marketing kartu
kredit lainnya yang hampir setiap bank memiliki tim solid dan visioner bagian
marketingnya.
Berdasarkan
pengalaman pribadi dan teman-teman yang aktif dalam dunia event atau event
organiser, merangkum dengan buku-buku, artikel dan majalah peluang usaha bisnis
pameran atau eo penulis mencoba terobosan baru dalam bisnis marketing kartu
kredit ini. Sebutlah seminar atau talk show bisnis inovatif bertema hidup
produktif, akselerasi finansial atau modal usaha cepat tanpa agunan dengan
kartu kredit. Intinya bagaimana mendidik masyarakat khususnya kalangan customer
yang berkartu kredit agar memiliki paradigma konstruktif, produktif dan kreatif
terhadap kartu kredit. Pandangan dan mitos negatif bahwa kartu kredit hanya
bisa digunakan untuk berfoya-foya, berbelanja, atau memenuhi gaya hidup
konsumtif, hedonis dan hura-hura dibalik dan diciptakan peluang besar untuk
modal usaha cepat dan besar.
Keuntungan
ganda bisa penulis dapatkan dari strategi marketing ini, pertama mendobrak
paradigma berpikir pragmatis terhadap kartu kredit sekaligus memasarkan produk
kartu kredit yang ditawarkan sehingga selain mengedukasi tetapi juga menjual
fasilitas kartunya. Inovasi ini syukurnya ditanggapi positif, optimistik dan
motivatif oleh para manajer dan pimpinan manajer wilayah atau daerah. Ide ini
merupakan terobosan baru strategi marketing untuk menggaet nasabah besar dan bagi
penulis peluang untuk meraup keuntungan tak terbatas. Saat ini penulis sedang
mematangkan konsep acara, proposal kegiatan, model mengorganisasi acara,
anggaran dan sponsor yang bisa digaet. Bila perlu harus mendapat sponsor banyak
dan non-budget sepeser pun dari penulis dan tim pelaksana.
Ide ini baru
sebatas pancingan awal untuk langkah depan model penjualan kartu kredit. Jika
respon pasarnya bagus dan meledak, katakanlah minimal 20% dari peserta yang
ditargetkan 100 orang. Sudah ada 20 orang nasabah baru yang bisa diperoleh
untuk sekali event atau acara belum jika rutin bulanan dan diberbagai tempat
dengan konsep yang berbeda, kreatif dan menarik lainnya akan lebih besar lagi
target nasabah yang bakal mengikuti event ini. Akan sangat banyak kemungkinan
yang bisa digali dari dunia marketing khususnya produk perbankan. Sayangnya hal
ini belum tergali secara serius dan fokus sehingga cara-cara konvensional
seeprti menelpon calon nasabah lalu bertemu kemudian buat aplikasi, cara kanvas
atau menawarkan pada nasabah di lapangan, tempat usaha langsung dan ekshibion,
membuka stan office perusahaan pada pameran dan produknya sudah banyak
dilakukan oleh marketing bank lainnya. Itu sudah lazim tapi acara talk show
berformat bisnis inovatif, peluang usaha kreatif, bisnis investasi saham
menjadi garapan marketing kartu kredit potensial yang bisa dioptimalkan dan
dikembangkan ekspansif.
Hal itu baru
ide sederhana dan sudah banyak dilakukan kalangan profesional, akademisi kampus
dan media massa untuk mendiskusikan topik aktual dan populer. Penulis hanya
memodifikasi konsep acara sedemikian rupa supaya mengundang para pengusaha,
eksekutif muda, konglomerat,atau siapapun yang butuh modal besar untuk ekspansi
usaha dengan kartu kredit. Semoga sukses acara nanti, doakan semua!!!
No comments:
Post a Comment