CUSTOMER BEHAVIOR;PERILAKU
NASABAH
sumber gambar : micecartoon.co.id |
Bisa dikatakan selama menjadi sales marketing kartu
kredit, mengajarkan kepada penulis untuk mampu membaca model perilaku customer
dalam memanfaatkan kartu kreditnya. Beberapa diantarannya menjadi
inspirasi penulis untuk membuat strategi baru dalam mengejar para nasabah
potensial di kota budaya ini. Suatu strategi baru yang belum pernah dilakukan oleh
seorang sales marketing kartu kredit dalam sejarah pekerjaannya. Penulis berani
mengklaim ini karena mayoritas para sales itu hanya melakukan standar penjualan
dengan model konvensional yaitu via telepon dan kanvas, atau kombinasi dari
kedua jenis tersebut yaitu hanya mengejar sesama karyawan bank atau
diistilahkan dengan staff card. Suatu jenis penawaran produk yang ditujukan
kepada karyawan internal bank bersangkutan atau perusahaan-perusahaan satu
afiliasi dengan bank dalam satu grup perusahaan.
Diantara
perilaku nasabah dalam memanfaatkan kartu kredit adalah pertama Pola hidup konsumtif.
Pola jenis ini menjadi alasan dan alibi para pemilik kartu kredit untuk tidak
membuat aplikasi kartu kredit. Pengalaman yang tidak mampu mengendalikan
perilaku gila belanja dan hasrat membeli menyebabkan nasabah kapok untuk pakai
kartu kredit lagi meskipun dirayu-rayu sampai bibir ini kering pikiran nasabah
tidak berubah. Diantara perilaku konsumtif yang tidak bisa dihindarkan bahkan
sebagian bank banyak memberi tawaran-tawaran menggiurkan dengan banjir diskon,
kemudahan kredit, dan semua iming-iming emosional belaka yaitu belanja barang
di mall, merchant-merchant, beli produk yang ditawarkan bank penerbit kartu,
membeli barang melalui fasilitas online seperti e-commerce.
Pola hidup
kedua adalah hedonistic addict, perilaku jenis kedua ini tergolong kondisi pola
konsumtif lanjutan yang memasuki fase adiktif, sebuah kondisi konsumsi yang
berlebihan dan tidak terkendalikan. Mereka memanfaatkan kartu kredit hanya
untuk memuaskan diri dan nafsu pribadi dengan makan di kafe, tours, pesta hura-hura
di diskotik dan liburan wisata yang berbasis kartu kredit. Kebanyakan para
eksekutif muda atau pengusaha emosional yang merasa kesuksesannya selalu harus
dirayakan dengan menghambur-hamburkan pendapatan dan kekayaan mereka secara
bebas tanpa memikirkan kehidupan keluarga dengan aneka kebutuhan dan pikiran
untuk investasi ke bidang potensial lain yang belum dikembangkan. Nasabah kartu
kredit jenis ini tergolong pemakai yang tidak sehat, kurang mengendalikan
perilaku konsumtifnya dan biasanya tagihan bulanan kartu kreditnya macet dan
terlambat karena pemakaiananya yang overlimit jumlah uang yang ada di kartu.
Pola hidup
ketiga adalah perilaku produktif, pola jenis ini dahulu sejak kemunculan awal produk
kartu kredit memang mayoritas nasabah memanfaatkanya secara tepat, akurat dan
penuh perhitungan. Hal ini terjadi karena dahulu tidak banyak barang yang
dijual dengan transaksi kartu kredit, baru sejak kurun 2005 an, segala jenis
barang mulai dari elektronik, jasa transportasi, fashion, kuliner hingga
belanja kebutuhan pokok sehari-hari sekarang mulai berbasis kartu kredit
meskipun fasilitas kartu debit semakin marak. Pola hidup nasabah menginvestasikan modal tunai untuk
mengembangkan usaha baru, belanja barang-barang grosiran untuk dijual kembali
secara eceran dalam waktu cepat atau memanfaatkan tarik tunai untuk berinvestasi
dalam saham atau valuta asing sudah banyak yang melakukan. Resiko kerugian yang
tinggi tidak diindahkan oleh para nasabah jenis produktif ini, semua itu karena
sifat para nasabah sehat itu selalu antusias dan proaktif memburu peluang
bisnis menjanjikan secara cepat dan akurat dengan modal segar yang kapanpun dapat
dicairkan untuk digunakan sebagai perputaran modal yang cepat pula. Kesempatan
untuk memperoleh keuntungan ekonomis besar dalam setiap momen tertentu
dimanfaatkan secara cerdas dan jenius oleh para pengusaha kreatif dan inovatif
tersebut. Mereka mampu survive dengan stabilitas kapitalisasi kerajaan
bisnisnya.
Pola hidup
nasabah keempat yaitu pola hidup strategik, pola hidup jenis ini tergolong
visioner, mampu melihat peluang masa depan yang prospektif dan mencerahkan.
Mereka memanfaatkan kartu kredit untuk ekpansansi bisnis dan sumber
kapitalisasi modal yang berfungsi penunjang dalam binsis internet marketing
seperti Anna Ahira. Biasanya mereka adalah kalangan netter aktif yang mobilitasnya
berbasis internet misalkan para blogger, internet marketer, konsultan IT atau
e-commerce yang sekarang sedang marak bahkan trend yang berkembang memasuki era
social networking, jejaring sosial. Era jejaring sosial membuka peluang baru
jenis usaha yang tidak terpikirkan sebelumnya bahkan terasa asing seperti situs
komunitas lelang kaskus.co.id, facebook.com, twitter.com,
Pola kritis-aktif-selektif,
memanfaatkan kartu kredit untuk membeli barang-barang berkualitas dan sesuai
kebutuhan seperti buku, video interaaktif dan sumber-sumber pembelajaran
online,seperti e-book, e-college, untuk membayar biaya pendidikan jarak jauh
yang diselenggarakan universitas-universitas unggulan dan berbasis online. TIPE
nasabah ini tergolong palng kritis dan selektif dalam membelanjakan dana di
kartunya, tidak jarang mereka memakai jasa perencana keuangan handal untuk
mengatur pola investasi dan prospek bisnis yang menjanjikan dengan limit dana
di kartu yang besar. Meski kritis aktif mereka tergolong nasabah royal dalam
berbelanja. Tipe ini dalam prosentase nasabah melampaui 20% lebih masuk kuadran
aktif pakai kartu kredit. Meskipun tidak banyak jenis transaksi yang dilakukan
dengan nilai transaksi yang menengah kebawah mereka termasuk nasabah lancar
dalam membayar tagihan (billing card) bulanannya. Jadi pihak bank tidak usah
khawatir tipe nasabah ini akan macet angsuran atau cicilan bulanannya.
No comments:
Post a Comment