"Jika sebelumnya berparadigma pemikir, pengkritik dari luar serta anti-kemapanan dan sistemik mindset harus bergerak dan berpindah secara langsung dalam medan praktisi, aksi, inovasi dan kreativitas strategi marketing"
Semua
itu berawal dari uji coba tanpa berharap akan ada hasil atau tanggapan yang
datang penulis mengekperimentasi kuadran dari pencipta pekerjaan ke pencari
pekerjaan yang penuh spekulasi dan probabilitas. Akhirnya hasil
itu menghempaskan penulis pada kuadran dunia sales marketing kartu kredit.
Bekerja pada bagian marketing sales di suatu bank swasta dengan nama besarnya
bagi sebagian orang mungkin prestasi atau kebanggan tersendiri tidak terkecuali
bagi orang tuaku di rumah. Mereka beranggapan ketika anaknya diterima berkerja
di tempat orang-orang berdasi, berkantor di lembaga perbankan adalah pertanda
karir dan gaji yang didapat akan besar dan lebih dari cukup memenuhi kebutuhan
nafkah bulanannya. Semua persepsi itu tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak
selalu benar.
Bank memiliki subdivisi atau
bagian yang menopang eksistensi manajemen dan kapitalisasi organisasi. Diantara yang populer adalah
teller, customer service, bagian security, bagian IT, bagian kredit dan giro,
bagian marketing, administrasi, appraisal dan lain lain sebagainya. Strukturnya
yang banyak dan kompleksnya menunjukkan bahwa bank merupakan jenis usaha yang
melibatkan banyak unsur pendukung untuk membangun kapabilitas sebuah usaha. Sedangkan
produk perbankan yang sering ditawarkan adalah simpan pinjam, investasi giro,
tabungan, kartu kredit dan kartu debit. Diantara jenis layanan perbankan itu
penulis menempati bagian kartu kredit. Jika ditilik secara dekat bagian kartu
kredit merupakan motor perkembangan sebuah bank untuk mendapatkan nasabah
sebanyak-banyaknya. Berawal dari fasilitas kartu kredit, nasabah akan
mempercayakan investasi uang dan barang-barang berharganya ke bank yang sukses
memikat hati nasabahnya melalui layanan kartu kredit. Artinya hidup mati sebuah
bank tergantung pergerakan bagian kartu kredit yang profesional, militan dan
handal.
Jika tim marketing kartu kredit
nya loyo, tidak bertenaga dan target penjualan yang di bawah standar, maka laju
akselerasi banknya akan melambat, stagnan dan bahkan bisa mundur tergantung persaingan
diantara kompetitor yang bertarung. Tetapi secara umum maju mundurnya sebuah
bank tergantung usaha sendiri, manajemen dan inovasi yang dilakukan. Penulis
yang sebelumnya berparadigma pemikir, pengkritik dari luar serta anti-kemapanan
dan sistemik mindset harus bergerak dan berpindah secara langsung dalam medan
praktisi, aksi, inovasi dan kreativitas strategi marketing. Dunia baru yang
menuntut konsekuensi dan cara berkerja berbeda untuk beradptasi dan sukses
menjalani kuadran baru self-employement meminjam bahasa Robert T Kiyosaki.
Pergeseran kuadran berarti
perubahan mindset dan cara bekerja, dari sekedar berpikir kritis, membaca
ulang, menganalisa serta mensintesakan menjadi berekspreimen, berkreasi,
bertindak nyata dan berlatih kerampilan praktis di lapangan menjadikan
paradigma berpikirnya pun ikut berubah
menjadi pragmatis dan jangka pendek bukan idealis dan visioner. Tetapi
paradigma ini tidak mutlak bersifat oposisi biner masih terjadi dialog,
dialektika dan toleransi serta kompromi epistimologis untuk bergandengan dan
saling mendukung guna mempertahankan hidup dari arus persaingan modern. Anggap
hal ini sebagai lompatan quantum sementara untuk sebuah tujuan jangka panjang
yang sudah ditentukan. Inilah episode untuk berpindah kuadran untuk mencapai
mimpi yang mustahil sekalipun dimata orang.
Dalam pandangan orang
awam,menjadi pegawai bank tergolong profesi yang menjanjikan,tidak hanya dari
segi karir tetapi juga pendapatan. Konon untuk sekelas pegawai teller min 3juta
gaji bulanan fix take home pay dterima. Belum ditambah fasilitas insentif,
tunjangan jabatan dan bonus rutin yang semakin menambah pundi-pundi pendapatan
setiap pegawai tanpa memandang bagian apapun. Generalisasi persepsi seperti ini
memang wajar bagi yang belum pernah mengenyam atau setidaknya mendengar
langsung dari penuturan/pengakuan para pegawai bank yang bersangkutan. Padahal
setiap jenis bank baik skala kecil menengah hingga besar maupun kapitalisasi
modal yang berbeda serta beraneka macam menyebabkan pandangan major masyarakat
terbantahkan sendiri.
Jika tolak ukurnya adalah lembaga
perbankan besar dan bereputasi dan jaringan cabang yang luas hingga mencapai
pelosok desa atau kelurahan. Maka pandangan diatas tidak salah, karena mereka
memang orang-orang pilihan, terbaik dari angkatannya yang diseleksi melalui
serangkaian tes dan wawancara yang ketat dan cermat. Penulis merasakan aroma
kompetisi itu ketika mengikuti walking interview pada perusahaan pembiayaan
besar.
No comments:
Post a Comment