Wednesday, March 25, 2015

AJANG PECUNDANG VS PEMENANG





Saya tadi pagi dikejutkan oleh rapat breafing mendadak secara kolektif dari cluster manager sales, terkait pekan  inspeksi dari manajemen pusat jakarta ke kantor bagian card sales center, bank Dutamen. Sempat disinggung mengenai catatan-catatan prestasi antara sales junior dengan sales senior dengan teguran keras secara langsung kepada beberapa sales senior yang “menurun” target pencapaiannya beberapa bulan terakhir dibandingkan dengan sales junior yang sudah menyalip lebih cepat dengan market share pada wilayah regular customer bukan staff card yang sudah lama menjadi andalan sales senior. Pengumuman penutupan target pasar  staff card approved (pasar internal karyawan yang disetujui) mulai bulan kemarin dan sudah harus berani bertarung dalam pasar yang lebih luas dan terbuka secara sehat. Kompetisi merebut nasabah sebanyak-banyak akan semakin ketat dan penuh kompleksitas masalah karena menyangkut wilayah public yang belum mindset Dutamen card center tetapi masih brand minded dengan nama-nama besar bank-bak swasa nasional maupun bank-bank asing yang penetrasi target marketnya mulai 3 kali lipat dari Dutamen sales officer.
Kabar itu seperti menampar kami yang baru masuk beberapa hari sekaligus memacu kreativitas dan inovasi kami dalam mengejar target customer share itu dalam waktu yang cepat. Mengalahkan pesaing-pesaing kami yang lebih bagus performa dan prestasinya, kompetitor itu bukan hanya sesama sales team yang setiap hari kita temui dan dibicarakan oleh para manager sales atau manajemen tetapi juga team sales dari kota lain yang terus berinovasi mengekspansi jangkauan customernya hingga ke beberapa pelosok. Satu daerah yang disebut kota Bandung yang solid mencapai bintang sales card yang mengalahkan bintang-bintang dari Surabaya, Semarang bahkan cabang-cabang di jogja yang mulai kelimpungan.
Dalam suasana ritme kerja yang keras, penuh tantangan dan halangan itu saya berusaha berpikir tenang dan kontemplatif,mengingat usaha keras penulis dengan menjalani strategi umum yang lazim dilakukan para sales senior atau nasehat para manager sales sebagai leader kami sudah dilakukan dengan berbagai cara dengan medan yang baru dikenal baik kondisi pekerjaan maupun rekan kerja yang asing masih dalam tahap adaptasi. Saya memang mencoba untuk tidak terpengaruh dengan gerak cepat para sales senior yang lebih dulu berkecimpung dalam dunia sales credit card tersebut atau bahkan orang yang memimpin beberapa orang satu tim sales.
Selain penulis disibukkan dengan urusan ujian skripsi yang tidak kunjung jelas kepastian tanggal pelaksanaannya guna persiapan dan latihan yang lebih matang. Ujian skripsi menjadi pertaruhan hasil kerja keras penulis mengorbankan waktu, perhatian dan pikiran sepenuhnya agar segera selesai dan total penuh ke pekerjaan yang menuntut dedikasi dan komitmen tinggi. Episode dilematis sedang penulis alami pada minggu-minggu ini. Ditengah tuntutan untuk segera menghasilkan kontribusi bagi kantor berupa aplikasi yang kontinyu, penulis masih terikat dengan tugas kuliah yang hanya pada urusan ujian skripsi dan revisinya setelah itu gelar sarjana tinggal disematkan ataupun wisuda tinggal menunggu bulan berikutnya.

Kondisi ini cukup menekan secara emosional dan memecah perhatian penulis kepada kedua kewajiban yang sama-sama penting terkait masa depan dan karir penulis kelak. Manajemen prioritas saat ini lebih memilih menyelesaikan urusan kampus terlebih dahulu kemudian baru pekerjaan yang sudah menanti. Mengingat jenis pekerjaan yang dilakoni penulis bersifat dinamis dan progresif sehingga menuntut mobilitas dan prestasi tinggi dalam rentang waktu relatif cepat. Diantara pilihan dilematis itu, penulis mencoba mengambil jeda dan memaknai proses yang sedang berjalan ini secara spiritual-filosofis. Pekerjaan ini menawarkan peluang besar untuk lompatan quantum yang terbuka lebar untuk diselami, dipelajari dan harus bisa dijalani sepenuh hati.

No comments:

Post a Comment