Saya tadi pagi dikejutkan oleh
rapat breafing mendadak secara kolektif dari cluster manager sales, terkait pekan
inspeksi dari manajemen pusat jakarta ke
kantor bagian card sales center, bank Dutamen. Sempat disinggung mengenai
catatan-catatan prestasi antara sales junior dengan sales senior dengan teguran
keras secara langsung kepada beberapa sales senior yang “menurun” target
pencapaiannya beberapa bulan terakhir dibandingkan dengan sales junior yang
sudah menyalip lebih cepat dengan market share pada wilayah regular customer
bukan staff card yang sudah lama menjadi andalan sales senior. Pengumuman
penutupan target pasar staff card approved
(pasar internal karyawan yang disetujui) mulai bulan kemarin dan sudah harus
berani bertarung dalam pasar yang lebih luas dan terbuka secara sehat.
Kompetisi merebut nasabah sebanyak-banyak akan semakin ketat dan penuh
kompleksitas masalah karena menyangkut wilayah public yang belum mindset Dutamen
card center tetapi masih brand minded dengan nama-nama besar bank-bak swasa
nasional maupun bank-bank asing yang penetrasi target marketnya mulai 3 kali
lipat dari Dutamen sales officer.
Kabar itu seperti menampar kami
yang baru masuk beberapa hari sekaligus memacu kreativitas dan inovasi kami
dalam mengejar target customer share itu dalam waktu yang cepat. Mengalahkan
pesaing-pesaing kami yang lebih bagus performa dan prestasinya, kompetitor itu
bukan hanya sesama sales team yang setiap hari kita temui dan dibicarakan oleh
para manager sales atau manajemen tetapi juga team sales dari kota lain
yang terus berinovasi mengekspansi jangkauan customernya hingga ke beberapa
pelosok. Satu daerah yang disebut kota Bandung yang solid mencapai bintang
sales card yang mengalahkan bintang-bintang dari Surabaya, Semarang bahkan
cabang-cabang di jogja yang mulai kelimpungan.
Dalam suasana ritme kerja yang
keras, penuh tantangan dan halangan itu saya berusaha berpikir tenang dan
kontemplatif,mengingat usaha keras penulis dengan menjalani strategi umum yang
lazim dilakukan para sales senior atau nasehat para manager sales sebagai
leader kami sudah dilakukan dengan berbagai cara dengan medan yang baru dikenal
baik kondisi pekerjaan maupun rekan kerja yang asing masih dalam tahap
adaptasi. Saya memang mencoba untuk tidak terpengaruh dengan gerak cepat para
sales senior yang lebih dulu berkecimpung dalam dunia sales credit card
tersebut atau bahkan orang yang memimpin beberapa orang satu tim sales.
Selain penulis disibukkan dengan
urusan ujian skripsi yang tidak kunjung jelas kepastian tanggal pelaksanaannya
guna persiapan dan latihan yang lebih matang. Ujian skripsi menjadi pertaruhan
hasil kerja keras penulis mengorbankan waktu, perhatian dan pikiran sepenuhnya
agar segera selesai dan total penuh ke pekerjaan yang menuntut dedikasi dan
komitmen tinggi. Episode dilematis sedang penulis alami pada minggu-minggu ini.
Ditengah tuntutan untuk segera menghasilkan kontribusi bagi kantor berupa
aplikasi yang kontinyu, penulis masih terikat dengan tugas kuliah yang hanya
pada urusan ujian skripsi dan revisinya setelah itu gelar sarjana tinggal disematkan
ataupun wisuda tinggal menunggu bulan berikutnya.
Kondisi ini cukup menekan secara
emosional dan memecah perhatian penulis kepada kedua kewajiban yang sama-sama
penting terkait masa depan dan karir penulis kelak. Manajemen prioritas saat
ini lebih memilih menyelesaikan urusan kampus terlebih dahulu kemudian baru
pekerjaan yang sudah menanti. Mengingat jenis pekerjaan yang dilakoni penulis bersifat
dinamis dan progresif sehingga menuntut mobilitas dan prestasi tinggi dalam
rentang waktu relatif cepat. Diantara pilihan dilematis itu, penulis mencoba
mengambil jeda dan memaknai proses yang sedang berjalan ini secara
spiritual-filosofis. Pekerjaan ini menawarkan peluang besar untuk lompatan
quantum yang terbuka lebar untuk diselami, dipelajari dan harus bisa dijalani
sepenuh hati.
No comments:
Post a Comment