Wednesday, July 3, 2019

CRASH SALES : APLIKASI BUSUK VS APLIKASI DAGING

Perbedaan tujuan bisnis antara finance atau leasing dengan dealer yang dapat dikatakan berkebalikan atau bersebrangan itu menjadi sumber konflik yang sering menimbulkan crash antara kedua belah pihak. Gara-gara seringnya aplikasi yang ditolak dengan alasan “tidak berani”, status customer yang termasuk “bad customer”, besarnya DP atau pencairan Pokok Hutang (PH) khusus pada mobil bekas yang tidak sesuai aturan standar minimal perusahaan. Terkadang alasan-alasan kasuistik yang dianggap intens oleh dealer yang cukup lama berkerja sama mengakibatkan dealer sakit hati, kecewa berat dan keengganan untuk mengajukan kembali aplikasi karena menurut pengalaman aplikasi sebelumnya selalu ditolak dengan beragam alasan, begitu pikir makelar atau owner showroom menyikapi tingkah leasing yang sok tidak butuh aplikasi. Padahal dealer tahu persis bahwa ketika terdapat satu aplikasi yang masuk daftar hitam customer, kemudian dalam kurun waktu tertentu banyak kasus kredit macet berasal dari dealernya akan berakibat perusahaan finance atau leasing akan menjauh dan kebanyakan trauma dengan aplikasi yang baru diajukan dengan track record delaer yang menjadi sumber aplikasi busuk tersebut. Jelas tidak bisa dipungkiri sedekat atau seakrab hubungan kedua pimpinan dealer dan leasing akan menimbulkan masalah jika banyak kasus kredit macet yang muncul. Selain itu, jelas dealer akan merasa tidak enak jika memasukan aplikasi busuk meskipun prosentasenya kecil. Finance bukanlah perusahaan kacangan yang mudah dikibuli atau ditipu dengan aplikasi-aplikasi busuk. Perusahaan finance akan belajar untuk benar-benar hati-hati dalam menerima dan memverifikasi pengajuan dealer-dealer nakal untuk menghindari jebakan yang sama pada aplikasi sebelumnya. Kurangnya komunikasi dalam proses verifikasi dokumen dan prosedur kerja setiap leasing dengan update aturan marketing yang selalu baru dan berkembang berdasarkan kasus-kasus yang dihadapi di pasar atau lapangan berakibat fatal terhadap disharmonisasi antara leasing dan dealer. Tidak jarang hanya karena satu kasus customer yang bermasalah atau perhitungan refund dealer yang tidak transparan berakibat rusaknya hubungan. Hal ini pernah dialami hampir semua perusahaan finance atau dealer dimanapun. Untuk menormalkan kembali hubungan yang jika terjadi hampir tidak ada aplikasi yang masuk melalui sales atau makelarnya diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bila dimungkinkan pimpinan kantor cabang diganti secara total untuk menghilangkan bekas skandal atau tragedi leasing tersebut. Aplikasi busuk dan aplikasi daging memang bisa terjadi dalam kurun waktu tertentu pada perusahaan finance manapun dan hal itu bagian keniscayaan yang wajib dihadapi. Yang terpenting adalah tetap menjaga hubungan dengan dealer meskipun kontribusi dealer yang negatif terhadap profit. Kondisi ini justru semakin mengajarkan finance agar lebih teliti dan cermat dalam melakukan analisa kredit terhadap customer. Semakin ketat dan prosedur analisis kredit tanpa deviasi (penyimpangan) kelengkapan dokumen customer secara berangsur-angsur customer yang dihasilkan akan semakin baik dan lancar proses kreditnya dan kondisi keuangan perusahaan juga akan kembali normal. Profit yang sebelumnya negatif alias tidak sebanding dengan beban operasional dan rate bunga dari investor atau bank terjadi perbaikan secara bertahap menuju kemajuan. Keseimbangan antara jumlah aplikasi yang banyak masuk sebagai indikator performance marketing dengan tingkat kemacetan kredit (over due) yang rendah sebagai prestasi kerja collection merupakan kondisi finansial terbaik suatu leasing atau finance. Kondisi finansial perusahaan yang sehat itu terjadi karena kerja sama dan kerja keras semua bagian dalam mengelola account nasabah yang bagus dan kuat. Jadi apapun jenis aplkasi yang masuk selama tidak mempengaruhi profit atau merugikan perusahaan tetap dijalani dan diterima secara terbuka dengan tetap belajar memahami posisi dan keadaan perusahaan masing-masing agar semakin maju. Karena perusahaan yang menghasilkan profit tentu berpengaruh terhadap kesejahteraan para karyawan yang bekerja. Bonus dan insentif besar bakal menanti setiap akhir bulan gaji.

No comments:

Post a Comment